TARI TEMPURUNG : Sejarah, Properti, Gerakan dan Pola Lantai

Tari Tempurung – Etnis Minangkabau dikenal sebagai salah satu etnis di negara ini yg mempunyai & memegang teguh kebudayaan yg berasal dr leluhurnya.

Satu di antaranya yg unik & banyak dikenal orang yaitu tari Tempurung. Yakni suatu tarian klasik dgn gerakan khas Minangkabau yg berkarakteristik pemakaian properti berbentuktempurung yg dikenakan oleh para pemeraganya.

Jika merasa ingin tau terkait mirip apa tari Tempurung yg fenomenal ini, maka penting kiranya untuk menyisakan sedikit waktu demi mengikuti klasifikasi di bawah dgn seksama. Lantaran di sini akan diterangkan banyak hal mengenainya.

Mulai dr asal kawasan hadirnya tarian, sejarah perkembangan, acuan lantai & ragam gerakan, hingga informasi lain yg lebih spesifik lagi terkait keunikan & fungsional praktisnya, selaku berikut:

Tari Tempurung


Asal Tari Tempurung

Asal Tari Tempurung

Kala mengulas ihwal sebuah tarian, semisal tari Tempurung maka penting bagi seseorang untuk memahami dahulu asal wilayahnya.  Tidak lain alasannya adalah biasanya asal daerah bisa memperlihatkan citra biasa terkait tarian itu sendiri.

Mulai dr bentuk kombinasi gerakan sampai dgn pesan-pesan yg mungkin terkandung di dalamnya. Seperti pada tarian Tempurung ini, yg dengan-cara historis berasal dr tanah Minangkabau Sumatera Barat.

Yakni sebuah tarian etnis, dgn ciri utama pemakaian kostum adab Minangkabau & properti berbentuktempurung kelapa di asisten kiri penarinya. Tarian ini sudah ada semenjak dulu kala, & hingga kini tetap lestari keberadaannya.

Baca Juga: Tari Topeng


Sejarah Tari Tempurung

Sejarah Tari Tempurung

Meski kini dapat dikatakan bertahan, nyatanya tarian Tempurung telah melalui pelbagai periode zaman yg membuatnya sempat populer.

Kemudian nyaris hilang, hingga karenanya kembali dipertahankan. Ini bisa diamati dr catatan sejarah perkembangannya yg terdiri dari:

  • Periode tahun 1952, di mana tarian ini baru kali pertama diperkenalkan. Tepatnya di kawasan Nagari Batu Manjalur oleh penciptanya, yakni Aji Muhammad.
  • Masuk masa 70 hingga 80an dimana pertunjukan mengalami peningkatan peminat, bahkan konon sampai tersebar ke pelbagai tempat. Seperti Nagari Ayei Dingin yg termasuk daerah Padang Sibusuk.
  • Kemudian, pementasan hampir hilang & dilupakan di era 90an, karena tersisihkan oleh pelbagai keadaan.
  • Hingga kini posisinya menjadi aset budaya yg dilestarikan, meski pertunjukannya terbilang jarang & hanya dijumpai di acara hajatan atau penyambutan tertentu saja.


Properti Tari Tempurung

Pola Lantai Tari Tempurung

Berikutnya, apabila seseorang hendak memeragakan tari Tempurung yg etnik ini, maka harus merencanakan dahulu properti wajibnya. Yaitu yg meliputi sejumlah perangkat yg disebutkan berikut:

  • Batok kelapa atau tempurung yg sudah dibersihkan dr serabutnya, kemudian diberi pewarnaan yg gelap sepatutnya coklat hingga hitam. Properti ini nantinya dibawa oleh penari Tempurung di ajudan & kirinya.
  • Baik penari perempuan maupun lelaki tarian Tempurung diwajibkan untuk mengenakan kostum khas dr kawasan Minangkabau. Mulai dr saruang untuk laki-laki, balango untuk wanita, salempang, baju taluak balango, & lain sebagainya. Ini tak boleh terlupakan alasannya menjadi ciri utama dr kebudayaan Minang yg ada padanya.
  • Alat musik talempong yg dipergunakan sebagai pemeriah suasana tarian. Yakni sejenis alat musik etnik orisinil Minang yg cara memainkannya dgn dipukul, untuk memperlihatkan tempo bagi para penari. Kemeriahan iringan ini biasanya kian lengkap dgn adanya tepukan tempurung kelapa yg dilaksanakan oleh para penarinya.

Baca Juga: Tari Topeng Betawi


Pola Lantai Tari Tempurung

Pola Lantai Tari Tempurung

Pada kelazimannya, setiap tarian etnik mempunyai teladan lantai tertentu yg menjadi pakem gugusan penari selama pertunjukan dilangsungkan.

Hal ini pada tarian Tempurung memiliki empat macam variasi acuan lantai yg dibagi berdasarkan babak pertunjukannya, yakni:

1. Pola Lantai Pasambahan

Ketika pertunjukan tari Tempurung baru dimulai, maka penari akan masuk babak pasambahan. Pada pecahan ini, formasi yg ditampilkan berpola lantai lurus dgn bentuk simetris mirip persegi.

Bentuk tersebut, biasanya pula diikuti dgn pembagian level penari menjadi dua penggalan, yakni sebagian tinggi & sebagiannya lagi rendah.

2. Pola Lantai Maju

Lanjut pada serpihan selanjutnya, penari akan memasuki babak maju. Di sini, penari akan mengubah acuan lantai yg tadinya persegi menjadi acuan garis lurus.

Selain itu level penari yg tadinya dikelola tinggi rendah, kini diubah menjadi tinggi saja. Tujuannya untuk membuat lebih mudah mobilitas gerakan & menyimbolkan semangat kemajuannya.

3. Pola Lantai Mundur

Sebenarnya, bila diamati pada babak ini acuan lantai yg dibuat oleh para penari tak mengalami pergeseran dr sebelumnya.

Yakni masih tetap membentuk garis lurus dgn level penari yg sama, yakni tinggi semua. Hanya saja, tatkala memasuki babak ini penari tak lagi memperlihatkan gerak maju, akan tetapi sudah berubah menjadi gerak mundur.

4. Pola Lantai Rantak

Terakhir, tatkala memasuki babak pamungkas dr pertunjukan, penari biasanya akan lebih energik baik dr segi gerakan maupun mobilitasnya.

Sehingga biasanya contoh lantai yg ditampilkan pada penggalan ini merupakan kombinasi antara contoh garis lurus hingga garis lengkung. Sedang untuk level penari, semuanya dikelola ke posisi tinggi. [/su_note]

Baca Juga: Tari Topeng Cirebon


Gerakan Tari Tempurung

Gerakan Tari Tempurung

Selain mempunyai pakem dr sisi pola lantai yg dibuat oleh penari selama pertunjukan tarian Tempurung berjalan, seni ini pula punya pakem dlm hal gerakan. Yakni yg terbagi ke dlm empat kalangan, yg dapat dijelaskan lebih rincian di bawah ini:

1. Pasambahan

Arti kata pasambahan pada bahasa Minang mampu dipahami selaku persembahan. Ini mempunyai maksud selaku bentuk penghormatan dr para penari tarian Tempurung pada setiap tamu yg tiba untuk menyaksikan.

Oleh sebab itu, acap kali gerakan pasambahan yg ditampilkan pada permulaan pementasan ini kerap disebut pula sebagai gerak penghormatan.

2. Langkah Maju

Seusai memperlihatkan penghormatan pada setiap hadirin dgn menggunakan gerak pasambahan, berikutnya penari akan menciptakan gerak dgn langkah maju. Ini bukan cuma sekedar mobilitas untuk mengiringi ruang pentas semata.

Akan tetapi mempunyai makna laten bergotong-royong selaku insan, seorang mesti berani untuk melangkah ke depan dgn membawa misi lebih baik dr yg terjadi sebelumnya.

3. Langkah Surut

Selain contoh gerakan dgn langkah ke depan, tarian ini pula mempunyai gerak mundur atau yg biasa disebut dgn langkah surut.

Gerakan ini memiliki artian bahwa selain harus berpikir untuk maju, maka seseorang penting untuk mewaspadai adanya kemunduran di dlm hidupnya.

Dengan kata lain, mesti menghindari atau mengantisipasi supaya hari yg akan tiba tak jadi lebih jelek dr sekarang atau yg kemarin.

4. Rantak

Ciri utama dr gerakan ini yaitu penari yg mengangkat kaki dgn cepat lalu menepuk tempurung di bawahnya. Hal ini memiliki makna yg sungguh mendalam.

Yakni selaku simbolis bahwa binatang memiliki kekuatan yg besar untuk memberontak apabila diperlakukan dengan-cara semena-mena oleh insan. Sehingga biasanya, pada potongan ini penari sangat energik & menarikan tarian dgn menggebu-gebu.


Keunikan Tari Tempurung

Keberadaannya yg tetap eksis hingga ketika ini, menyiratkan fakta bahwa tarian Tempurung mempunyai keunikan yg membuat posisinya tak tergantikan, utamanya bagi masyarakat Minang. Terutama, bila diamati dr sejumlah faktor di bawah ini:

  • Keunikan pertama dr tarian ini ada pada sisi sejarahnya, dimulai dgn periode penciptaan oleh Aji Muhammad, hingga dgn pasang surut pementasannya hingga kini. Tentunya ini menjadikan tarian Tempurung mempunyai nilai historis yg tak ternilai harganya, karena telah menempuh pelbagai zaman.
  • Tarian ini, pada pemeragaannya mengandung begitu banyak unsur budaya Minang. Mulai dr kostum hingga contoh gerakan yg ditampilkan, sehingga mampu dibilang sebagai manifestasi budaya yg patut untuk dilestarikan & dikembangkan.
  • Tidak cuma memiliki kekhasan & pula keindahan gerak saja, tarian ini pula mempunyai pemaknaan yg mendalam. Khususnya terkait keserasian insan dgn alam di sekitarnya, tergolong para binatang. Ini disimbolkan dgn adanya gerakan Rantak yg menjadi perlambang pemberontakan binatang yg diperlakukan semena-mena.
  • Properti berbentukbatok kelapa yg dipergunakan pula memiliki keunikan yg tak didapatkan pada jenis tarian yg yang lain. Sehingga membuat tarian lebih sahih & gampang untuk dikenali.
  • Terakhir, keotentikan dr tarian pula diwujudkan dr pakem gerakan yg diwujudkan dlm empat teladan saja. Yakni langkah pasambahan, maju, surut, & pula rantak dgn dinamika yg berlawanan-beda di masing-masing gerakannya. Uniknya, hal tersebut kian terasa merakyat dgn adanya iringan khas dr musik khas Minang yg diperdengarkan.


Fungsi Tari Tempurung

Seperti pada kelazimannya, setiap tarian etnik yg berasal dr kawasan tak cuma mengusung misi keindahan visual saja, namun pula mempunyai fungsional mudah dlm pemeragaannya. Termasuk tarian Tempurung yg ternyata punya pelbagai tugas, di antaranya:

  • Sebagai alat untuk penyambutan. Khususnya pada setiap pejabat atau orang penting yg kebetulan tengah singgah di tanah Minang.
  • Untuk kebutuhan sosial. Dalam artian, tatkala tarian ini dipertontonkan maka biasanya akan menawan perhatian masyarakat Minang untuk datang, sehingga bisa merekatkan korelasi sosialnya.
  • Tarian ini mempunyai gerakan etnik yg sungguh menarik, sehingga bisa menawarkan fungsi hiburan tersendiri. Baik bagi segenap masyarakat minang yg asli maupun bagi setiap pengunjung yg bertandang.
  • Lantaran pada propertinya memakai unsur etika Minang yg kental, maka keberadaannya pula otomatis menjadi manifestasi kebudayaan. Sehingga bisa menjadi media pelestarian budaya yg efektif hingga masa mendatang.


Penutup

Demikianlah tadi serangkaian informasi yg dapat diberikan terkait tari Tempurung khas Minangkabau yg masih tetap eksis hingga kala ini. Lantaran tarian etnik yg satu ini tak cuma mempunyai kekhasan pada pola gerak & kostum penarinya saja.

Namun pula punya nilai lebih pada fungsional praktisnya sebagai media hiburan sekaligus alat untuk menjaga eksistensi budaya Minangkabau di tengah modernisasi yg terjadi di lintas zaman.

Tari Tempurung

  Tari Topeng Kelana : Sejarah, Properti, Gerakan dan Pola Lantai